April 19, 2024
oleh

Kampus Bintan Tourism Institute resmi tutup pada 1 November 2021

Kabarkepri.com – Bintan – Direktur Bintan Tourism Institute (BTI) Ruddy Firmansyah membenarkan bahwa kampus pariwisata yang berlokasi di Kijang, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau bakal total mulai tanggal 1 November 2021.

“Aktivitas perkuliahan sudah tidak ada lagi. Tinggal inventarisasi aset kantor saja,” kata Ruddy, seperti dilansir Antaranews di Tanjungpinang, Kamis (21/10) malam.Ia menyebut alasan kampus BTI tutup dikarenakan Pemkab Bintan melalui Badan Pengelolaan dan Keuangan Aset Daerah (BPKAD) pada tahun 2021 mengambil alih tanah dan bangunan itu untuk digunakan sebagai kantor Dinas Kesbangpol dan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bintan.

Hal itu diperkuat pula dengan hasil temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), kalau lahan berikut gedung BTI tersebut adalah milik Pemkab Bintan.

“Faktanya memang begitu, tapi kami dapat hak mengelola atau pinjam pakai lahan dan bangunan itu dari Bupati Bintan periode Ansar Ahmad yang dibuktikan dengan tandatangan di atas kertas, untuk melaksanakan pendidikan pariwisata tanpa batas waktu,” katanya.

Menurutnya, kampus BTI mulai diluncurkan pada tahun 2013 dan mulai secara resmi beroperasi di tahun 2014.

Saat awal kampus itu berdiri, pihaknya mendapat tantangan dari Bupati Bintan Ansar Ahmad — yang sekarang adalah Gubernur Provinsi Kepri — untuk membangun sebuah pendidikan guna mencetak SDM pariwisata yang berkompeten dan siap bersaing di dunia kerja.

Ketika angkatan pertama dan kedua, katanya, mahasiwa yang kuliah di BTI tidak dikenakan biaya sama sekali karena ditanggung sepenuhnya oleh APBD Pemkab Bintan.

“Namun, sejak peralihan kepemimpinan Bupati Ansar Ahmad ke Bupati Apri Sujadi. Pemkab Bintan tidak pernah mengucurkan satu rupiah pun bagi operasional BTI, sehingga kami terpaksa berjalan sendiri,” ungkap Ruddy.

Ia mengatakan sesuai komitmen awal dengan Bupati Bintan Ansar Ahmad, kampus BTI tidak pernah mencari keuntungan dalam penyelenggaraan pendidikan tersebut, tetapi bagaimana agar anak-anak daerah tempatan mampu bersaing dengan lulusan sekolah atau kampus pariwisata dari Bali dan Bandung, yang notabane sudah sangat terkenal melahirkan banyak SDM berkompeten di bidang pariwisata.

Dalam perjalanannya, lanjut dia, kampus BTI sudah meraih sejumlah penghargaan nasional seperti academy award hingga menang dalam ajang lomba kuliner nasional mewakil Provinsi Kepri.

“Kami telah mewisuda sekitar 600 orang. Angkatan terakhir wisuda atau kedelapan digelar September 2021, sebanyak 28 orang,” katanya.

Lebih lanju, ia menyampaikan lulusan kampus BTI dibekali empat sertifikasi, yang belum tentu diperoleh di sekolah atau kampus pariwisata lainnya.

Empat sertifikasi dimaksud, antara lain sertifikasi layak kerja kampus BTI, sertifikasi layak kerja dunia usaha saat melihat kelayakan kerja mahasiswa ketika training, sertifikasi BNSP yang berinduk di Jakarta, dan sertifikasi penanganan pangan langsung dari negara Australia.

Seseorang yang punya empat sertifikasi ini, kata dia, dapat melamar kerja di dalam hingga luar negeri. Tergantung minat atau kemauan lulusan itu sendiri, apakah ingin atau tidak bekerja ke luar negeri.

Lulusan BTI rata-rata sudah bekerja di berbagai kawasan pariwisata di Indonesia, terutama di Lagoi, Kabupaten Bintan.

“Beberapa di antaranya bekerja di luar negeri seperti Maldives, New Zealand, Bahrain hingga di kapal-kapal pesiar,” katanya.

Ia menambahkan jika pihaknya sejak delapan bulan lalu sudah menyurati Pendiri Yayasan BTI Ansar Ahmad, Dewan Pendidikan hingga ke Bupati Bintan menyangkut nasib kampus BTI tersebut.

“Tapi sepertinya tak ada respon. Kami hanya bisa pasrah, tak mungkin mahasiswa belajar di lapangan bola kalau gedungnya sudah tak ada lagi,” demikian Ruddy Firmansyah.(*afr)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed